Memaksimalkan Potensi Ayam Petelur, Peluang Di Era Pasca Pandemi Covid-19

Telur adalah sumber protein asal unggas yang kaya akan nilai nutrisI, memiliki kandungan gizi yang lengkap baik protein, lemak, vitamin, maupun mineral. Di samping itu sangat mudah untuk mendapatkan telur, harganya relatif murah sangat direkomendasikan oleh para ahli gizi untuk menjadi salah satu sumber protein hewani bagi masyarakat.

Selain bermanfaat sebagai asupan protein yang penting bagi kesehatan sekaligus bermanfaat dalam kontribusinya dalam pembentukan imun tubuh di masa pandemi seperti sekarang ini, daya tahan tubuh masyarakat harus tetap dijaga, agar gangguan dari berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus maupun bakteri diharapkan dapat dicegah.

Produk perunggasan terutama telur merupakan bahan pangan bernilai gizi tinggi yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia saat ini. Karena gizinya yang lengkap maka peran telur sangat strategis dalam penanggulangan stunting, anemia, gizi buruk dan masalah kekurangan nutrisi lainnya. Dengan gizinya yang lengkap, diterima semua kalangan masyarakat, ketersediaan mencukupi, harga terjangkau, daya terima baik, pengolahan relatif mudah, serta nilai biologis tinggi mencapai 84% sehingga mudah dicerna dan diserap oleh tubuh menjadikan telur sebagai sumber gizi yang nyaris sempurna bagi manusia.

Salah satu mineral yang terkandung dalam telur dan memiliki fungsi kompleks untuk manusia adalah selenium. Selenium sangat dibutuhkan manusia karena banyak mengandung selenoprotein yang berfungsi terutama dalam sistem reproduksi, metabolisme tyroid hormone, sintesis DNA, serta melindungi dari kerusakan yang diakibatkan oleh kerusakan oksidatif dan infeksi. Di era pasca pandemi COVID-19, masyarakat harus menjaga imunitas tubuh agar dapat melalui pandemi global ini dalam keadaan sehaSelenium juga memiliki fungsi menjaga imunitas tubuh, karena sifat antioksidannya yang kuat, selenium mampu mengurangi peradangan dan melindungi sel-sel imun dari kerusakan. Selenium juga diketahui dapat meningkatkan respons imun dalam melawan infeksi. Berdasarkan AKG (Angka Kecukupan Gizi, 2012), masyarakat Indonesia membutuhkan asupan Selenium 30 mcg per orang per hari. Per butir telur mengandung ± 15 mcg atau 0,25 ppm Selenium, oleh karena itu disarankan konsumsi telur minimal 2 butir per hari.

Selenium juga memiliki manfaat yang tidak kalah pentingnya untuk ayam petelur. Pada ayam petelur, selenium juga dapat meningkatkan haugh unit, berat telur, dapat memperbaiki kualitas telur saat disimpan, serta menjaga sistem reproduksi ternak. Kekurangan Selenium dapat menyebabkan penurunan fungsi membran sel sehingga kekebalan sel menjadi menurun, penurunan kualitas sel darah merah dalam mengikat oksigen, sehingga mengakibatkan penurunan produksi telur, penurunan daya tetas telur, anemia, dan kematian embrio pada ayam. Kebutuhan Selenium pada pakan ayam petelur adalah 0,2 – 0,35 ppm per kilogram pakan. Sumber selenium yang digunakan di dalam pakan juga harus diperhatikan karena memiliki sifat racun bila digunakan dalam jumlah yang berlebihan, aspek ini juga harus diperhatikan karena berkaitan dengan keamanan pangan.

Di era modern seperti saat ini industri ayam petelur harus selalu beradaptasi dengan kondisi lingkungan, kondisi global, serta peraturan yang bersifat dinamis. Hal tersebut bertujuan untuk melindungi manusia yang mengonsumsi melalui sistem keamanan pangan. Selain harus mudah beradaptasi, industri perunggasan juga harus selalu inovatif sekaligus berpikir kreatif untuk dapat memanfaatkan momen sebaik mungkin di saat apapun.

Penambahan selenium dalam pakan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kadar selenium di dalam telur. Telur yang kaya akan selenium dapat memiliki nilai harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan telur ayam reguler. Sebagai contoh harga telur reguler di pasar per butir di kisaran Rp 1.200, sedangkan telur kaya selenium (functional egg) memiliki harga kisaran Rp 2.500/ butir. Dari kedua jenis telur tersebut dapat dilihat bahwa designer egg memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh peternak agar dapat memproduksi telur yang kaya akan selenium di dalam satu siklus pemeliharaan. Selain dapat meningkatkan keuntungan, selenium juga memiliki kelebihan untuk memperbaiki performance ayam petelur tersebut.

Contoh perkiraan perhitungan penambahan Selenium organic pada pakan :

Organic Sel-Plex™ added to feed (ppm) Se, per butir telur (mcg/ppm) Biaya tambahan per ekor per hari (IDR) Waktu konsumsi pakan 30 hr, biaya tambahan (IDR) Harga per butir (IDR, item) ROI*
0 7,1 1.200
0,2 18 / 0,3 4,4 132
0,4 30,67 / 0,5 8,8 264 2.500 1 : 9
0,6 43,35 / 0,73 13,2 395 2.500 1 : 6

* ROI = Return of Investment atau laba atas investasi, dengan catatan telur dijual di pasar tertentu, dengan penampakan bagian luar (kerabang) lebih baik, kualitas bagian dalam telur juga lebih baik

Penambahan Selenium organik pada pakan, disarankan pada ayam petelur berumur 30 – 45 minggu, dikarenakan pada umur tersebut ayam petelur sedang berada di puncak produksi dan membutuhkan nutrisi lebih untuk menunjang proses menghasilkan telur. Selain itu untuk umur 30 – 45 minggu, telur kaya selenium yang dihasilkan akan lebih banyak dibandingkan dengan ayam lepas puncak produksi. Di umur tersebut kemampuan fisiologis ternak menunjang ayam menghasilkan telur lebih banyak sebaiknya dimanfaatkan untuk menghasilkan telur selenium yang memiliki nilai jual lebih tinggi dibandingkan dengan telur regular. Semakin lama selenium organic digunakan di dalam pakan akan meningkatkan jumlah kandungan selenium di dalam telur, karena dapat disimpan di dalam jaringan tubuh (Surai, 2006; Surai and Finishin, 2014; Surai, et.al., 2017).

Penambahan selenium organik pada pakan memiliki manfaat antara lain lebih aman digunakan dan ramah lingkungan karena berasal dari yeast (kapang) Saccharomyces cerevisiae CNCM I-3060, sekaligus tahan pada suhu panas (pelleting stable). Penambahan selenium organik Selenium, Sel-Plex dari Alltech pada pakan bisa meningkatkan konsentrasi Selenium di dalam telur, yang mana memiliki potensi yang tinggi untuk memproduksi telur kaya akan Selenium. Penggunakan inorganic selenium, baik sodium selenite, selenium oxide, dan lainnya juga memiliki nilai tertentu agar tidak beracun, yaitu maksimal 0,4 ppm. Sedangkan untuk selenium organic Alltech, Sel-Plex™ memiliki batasan penggunaan lebih tinggi yaitu 0,8 ppm. Bioavailability Sel-Plex™ juga lebih tinggi dibandingkan dengan inorganic selenium, beberapa manfaat tersebut yang menunjang Sel-Plex™ untuk dapat menghasilkan telur yang kaya akan selenium, from feed to food.

Sumber :

– Kartono, dkk. 2012. Ringkasan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang Dianjurkan Bagi Orang Indonesia 2012. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

– Surai PF. 2006. Selenium in Nutrition and Health. Nottingham University Press, Nottingham.

– Surai PF and Fisinin VI. 2014. Selenium in poultry breeder nutrition: An update. Animal Feed Science and Technology, 191: 1–15.

– Surai PF, I. I.Kochish, V. I. Finishin and O. A. Velichko. 2017. Selenium in Poultry Nutrition: from Sodium Selenite to Organic Selenium Sources. The Journal of Poultry Scien