
Pakan yang “Bersih” Untuk Keuntungan Lebih Baik
Tidak dipungkiri bahwa dalam usaha peternakan, apapun jenis ternak yang dipelihara; pakan merupakan salah satu factor utama yang menentukan untung ruginya sebuah usaha peternakan. Namun demikian pakan bukanlah satu satunya factor penentu dari keberhasilan sebuah usaha peternakan. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah bibit serta lingkungan dimana ternak dipelihara serta kondisi kesehatan ternak itu sendiri.
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa pakan merupakan salah satu bagian dalam usaha ternak yang terkontaminasi berbagai mikroorganisme, baik bakteri pathogen, virus maupun jamur yang berdampak pada pencapaian performance yang tidak maximal baik secara tekhnis maupun ekonomis.
Dengan segala daya dan upaya , peternak selalu berusaha untuk mencapai hasil maximal performance ternaknya dengan cara memilih kualitas bibit yang terbaik, pakan yang terbaik, menciptakan lingkungan yang terbaik sesuai dengan syarat yang ditentukan .
Untuk mendapatkan bibit yang baik, peternak tentunya sudah dapat melakukannya dengan memilih perusahaan pembibitan yang telah memiliki reputasi baik di mata peternak. Untuk Lingkungan terbaik , peternak dapat melakukan pemeliharaan secara modern ( close house ) dimana semua kondisi mikro alam seperti kelembaban, suhu, kecepatan angin, kadar O2 , kadar ammonia, dapat diatur sesuai dengan kebutuhan yang dipersyaratkan, dimana hal tersebut tidak mungkin dilakukan dalam system pemeliharaan secara kovensional ( open house ).
Dalam usaha mendapatkan lingkungan terbaik khususnya terkait dengan usaha meminimlakan kontaminasi pathogen dalam farm, berbagai cara juga dilakukan seperti, penyemprotan disinfekatan untuk baik kendaraan maupun orang yang akan masuk ke dalam lingkungan farm, penerapan mandi dang anti pakaian bagi operator kandang, serta juga penyemprotan disinfektan secara berkala di dalam lingkungan farm yang bertujuan untuk menurunkan konsentrais pathogen yang ada di sekitar ternak yang dipelihara.
Alasan dari itu semua dilakukan adalah usaha peternak sebagai produsen protein hewani dalam menghasilkan sumber protein hewani yang sehat, cukup dan aman untuk konsumsi manusia. Berbicara mengenai sumber protein hewani yang sehat, cukup, dan aman untuk konsumsi, maka kita harus yakin bahwa seluruh rantai yang terlibat bahkan pada sebutir telur yang siap kita makan di meja makan kita haruslah aman, sehat dan harus diusahakan dengan sadar. Hal ini berarti mulai dari bahan baku pakan, proses produksi pakan serta proses pemeliharaan ternak harus terjamin bebas dari berbagai macam kontaminasi pathogen karena akan berdampak pada kesehatan hewan dan juga pada kahirnya pada kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
Resiko Kontaminasi Pathogen dalam Pakan
Berbagai macam pathogen dapat mengkontaminasi pakan , dan pada akhirnya berdampak buruk pada performance hewan serta beresiko pada manusia. Berikut ini adalah beberapa bakteri pathogen yang umum mengkontaminasi pakan, diantaranya adalah :
Enterobacteriaceae, Escherichia coli,Clostridium, Staphylococcus, Streptococcus, Campylobacter, Salmonella,Molds & Mycotoxins, Listeria, Pseudomonas, Pasteurella, Yeasts, Viruses
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Anitox mengenai tipikal kontaminasi Closteridium Perfringes pada bahan baku dapat kita lihat dalam Tabel 1. Di bawah ini.

Perihal pakan sebagai produk jadi yang berasal dari berbagai bahan baku yang diramu menjadi sebuah komplit feed yang ternyata terbukti terkontaminasi mikroorganisme baik pathogen maupun tidak, berikut ini adalah tempat tempat dimana pathogen dapat mengkontaminasi. Pertama adalah kontaminasi pada bahan baku pakan (Barakat 2004) , diikuti kemudian kontaminasi pada saat proses produksi pakan di pabrik ( shrimpton 1989 ), tidak berhenti disini saja, kontaminasi berlanjut pada saat pakan jadi ditransportasikan dari pabrik ke farm. Kontaminasi juga masih berlanjut ketika pakan disimpan dalam gudang farm, bahkan sampai ketika pakan diberikan kepada hewan. Richardson ( 2005 ) membutikan bahwa ada peningkatan level bakteri pathogen sebesar 185 sd 2,119 persen hanya dalam waktu 3 hari setelah pakan dari pabrik disimpan di gudang farm. Pada akhirnya kontaminasi Bakteri pathogen yang ada dalam rangkaian proses produksi protein hewani ini diketemukan pada telur yang siap di konsumsi (Shirota, et all 2001 )
Merujuk pada penemuan Barakat 2004, yang menunjukkan bahwa tidak ada satupun bahan baku pakan yang tidak beresiko terkontaminasi bakteri, serta temuan Richardson mengenai typical kontaminasi Closteridium Pefreingens pada bahan baku pakan, tidak heranlah kita jika saat ini tidak ada satupun farm yang tidak memiliki problem enteritis khususnya necrotic enteritis ( penyebab necrotic enteritis adalah CLosteridium Perfringens ).
Dampak enteritis terhadap performance hewan telah banyak di teliti dan sudah bukan merupakan perdebatan lagi beberapa peneliti di bawah ini telah memberikan laporan hasil penelitian mereka yang menyatakan bahwa enteritis berdampak negative pada penyerapan nutrisi, penurunan pertambahan bobot badan serta penurunan eficiensi pakan.
Madhavi et al, 2010 menemukan terjadinya penurunan 17 point FCR setalah 42 hari infeksi. Enelitian lain oleh Borosi et al, 2011 menemukan bahwa setlah 12 jam infeksi, ungags dapat kehilangan 20,9 % sd 35% luas penampang permukaan absorbs dalam saluran cerna. Sementara itu Jarayaman et all, 2013 menegaskan bahwa kejadian eneteritis menyebabkan kehilangan 6,5 gr pertumbuhan bobot badan harian setelah 28 hari terinfeksi
Berikut ini adalah dampak nyata yang terjadi ketika pakan “ bersih” diberikan pada ternak. Pertama adalah peningkatan value nutrisi yang diivestasikan terkait dengan kualitas pakan yang akan menjadi lebih baik,, yang kedua adalah. Formulasi nutrisi lebih presisi sesuai dengan kebutuhan hewan, serta penurunan level kontaminasi pathogen dalam pakan; yang ketiga adalah keuntungan dalam hal minimalisasi kerusakan fili intestinal oleh karena keberadaan pathogen, yang keempat adalah terciptanya kesehatan prima saluran cerna yang berdampak positif pada perbaikan kapasitas digesti dan absorbs nutrisi saluran cerna, dan yang terakhir adalah terciptanya microbiota saluran cerna yang lebih sehat.
Bagaimana Mengatasinya ?
Kontaminasi baik itu bakteri pathogen , jamur, bahkan virus dalam pakan adalah sebuah kenyataan. Kontaminasi ini akan berdampak negative pada performance produksi sebagaimana telah banyak di teliti oleh para penliti di atas. OLeh karenanya pakan yang kita berikan kepada hewan juga perlu mendapatkan perhatian akan “ kebersihannya “. Bersih dalam arti minimal kontaminasi pathogen yang berdampak langsung pada kesehatan saluran cerna yang pada akhirnya berdampak pada penurunan performance karena ada penurunan kapasitas digesti, absorbsi serta immunity dalam salurn pencernaan.
Dalam prakteknya, usaha untuk meminimalkan level kontaminasi bakteri pathogen dalam pakan ini dapat dilaksanakan melalui tiga cara, yaitu melalui proses pemanasan, pengasaman serta penggunaan Termin 8. Dari 3 cara yang umum dilakukan penggunaan Termin 8 dalam usaha meminimalkan level kontaminasi bakteri dalam pakan, sehingga tersedia pakan “ bersih “ bagi hewan adalah yang paling efektif.
Jadi, kenapa menggunakan Termin 8 meruakan pilihan palingefektif untuk meminimalkan level kontaminasi bakteri dalam pakan ?? Mari kita bersama pelajari. Penggunaan treatment panas untuk menurunkan level kontaminasi bakteri memang efektiv, tetapi tidak ada efek residual perlindungan pada pakan setelah treatment panas berhenti. Yang kedua treatment panas akan memakan biaya mahal. Penggunaan ‘long term condition” bisa menghabiskan USD 10 sd USD 12 per ton pakan, demikian juga jika menggunakan coocker conditioner, biaya yang akan ditimbulkan kurang lebih sama. Kelemahan lain dari treatment panas ini adalah terlalu lama. Lamanya waktu treatment dipercaya akan berdampak pada kualitas nutrisi, pun juga tetap tdak ada efek residual proteksi setelah itu semua dilakukan.
Aviagen merekomendasikan penerapan suhu 86 C selama 6 menit untuk mengeliminasi salmonella supaya konsentrasinya maximal 10^5 CFU / gram.
Lalu bagaimana dengan penggunaan tekhnik pengasaman? Penurunan level kontaminasi bakteri dengan pemberian asam ( asam organic ) memang dapat dilakukan, tetapi umumnya akan membutuhkan dosis yang tinggi . Berikut ini adalah beberapa penelitian yang membahas penggunaan asam organic untuk treatment kontaminasi bakteri pathogen :
Seperti yang dapat kita lihat dalam tulisan tulisan tersebut di atas; untuk memberikan efek bactericidal ; dosis asam organic harus tinggi. Ini juga akan berdampak pada biaya serta space nutrisi dalam formulasi yang tentunya sangat berharga bagi seorang nutritionist. Penggunaan organic acid juga tidak memberikan efek proteksi dari kejadian rekontaminasi setalh treatment.
Termin 8 , Pilihan tepat untuk Produksi Pakan “ Bersih “
Termin 8 adalah produk antibacterial , dengan kandungan sinergis bahan active formaldehyde, propionic acid, terpenes dan surfaktan. Produk ini di produksi oleh Anitox dan sudah dipatenkan menjadi produk yang didedikasikan khusus untuk treatment pakan dan bahan baku pakan dari kontaminasi pathogen. Filosofi sederhana yang ingin disampaikan adalah “ daripada hewan harus bersusah payah mengeliminasi pathogen ketika sudah masuk dalam tubuh lewat pakan, lebih baik dieliminasi dulu dalam pakan sebelum masuk kedalam tubuh ayam”
Berikut ini adalah beberapa alasan utama yang menjadikan Termin 8 “ product of Choice “ untuk eliminasi bakteri pathogen dalam pakan maupun bahan baku pakan.
Termin 8 Efektive membunuh semua jenis pathogen
Dengan dosis 0,1% mampu mengeliminasi 100 persen bakteri pathogen di atas. Sebuah penelitian independent invitro juga mengkonfirmasi bahwa Termin 8 mampu menginactivasi virus influenza yang mencemari pakan
Termin 8 menginaktivasi Virus Avian Influenza ( sumber Anitox , 2010 )
Termin 8 membantu mengnontrol CLosteridium Perfringens dalam Pakan
Dalam tabel di bawah ini R & D Anitox juga dapat membuktikan bahwa termin * secara significan berkontribusi dalam mengontrol Closteridium Perfringens dalam pakan.
Hal ini tentunya akan memiliki dampak positive pada penurunan kasus necrotic enteritis di farm yang disebabkan oleh CLosteridium Perfringens.
Efek residual Protection Termin 8 terbukti , dan di akui oleh FDA
Termin 8 mengontrol Salmonela dengan sangat baik
Dari uraian di atas, dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa Termin 8 adalah Patogen control yang sangat efektiv digunakan di pakan. Pastikan bahwa performance produksi ternak kita tidak terganggu oleh adanya pathogen yang masuk bersama dengan pakan yang dimakan. Pastikan pakan yang kita berikan ke ternak kita selalu bersih, minimal kontaminasi dan kalua bisa bersih dari kontaminasi pathogen sehingga berdampak positive pada kesehatan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keuntungan secara ekonomis.
Berikut ini adalah rangkuman yang memudahkan kita mengingat “ mengapa Termn 8 adalah pilihan terbaik untuk control pathogen dalam pakan “
Tentukan keputusan anda, mulailah segalanya dengan yang “ bersih “ untuk performance yang lebih baik.